Monday 5 November 2012

FCT day #21 : Paruh-Paruh


Namanya Paruh. Aku mencintainya lebih dari sekedar kekasih. Aku hapal apa kelakuannya sebelum tidur dengan fasih, kemudian paginya dia tidak pergi seperti kekasihku yang sebelum-sebelumnya. Dia masih tertidur di pelukanku. Dia bahkan selalu bersamaku.

Dia ringkih. Sedikit-sedikit merintih bergumam 'ngih ngih' kalau aku tak bisa memeluk dan menghangatkannya. Hanya kubisikkan baik-baik. Ibuku suka bilang kalau dia harus ditidurkan diatas jerami yang baru dijemur tadi siang. Agar hangat, agar tidak bunyi 'ngih-ngih'. Enak saja.

Ibu pikir, siapa Paruh? Aku mencintainya, namun dia bukan yang teristimewa. Biarkan saja dia bunyi 'ngih ngih' melagu sesukanya diantara sesak napasnya. Biarkan saja ia lobang-lobang semakin ringkih, agar aku tiada lagi cari napas buat dia lewat rongga hidungku.

Tapi, namanya saja Paruh-Paruh. Dia separuh dari aku. Seperti tulang rusuk dan tuannya, dia tuan dan aku tulang rusuk yang berkuasa karena tuannya suka diperkosa tanpa harus dipaksa.

No comments:

Post a Comment