Wednesday 29 February 2012

Mau Apa?

Ketika seorang temanmu (sebut saja W) sedang jatuh cinta dengan seseorang(sebut saja S). W suka mengintainya dari kejauhan. W suka menyimpan pesan-pesan yang tidak begitu penting dari S. Hingga wallpaper laptopnya pun adalah foto candid seorang S. Oke, ini wajar.
Namun pada nyatanya kau yang 'dibuat dekat' oleh Tuhan dengan S melalui seseorang yang begitu dekat dengan S (sebut saja P) sehingga kau tahu apa makanan kesukaannya, kebiasaannya, jam berapa ia mulai terlelap, hingga kau tahu wanita idaman seperti apa yang diinginkan oleh S, dan segala hal lainnya yang ingin kau ketahui hanya dengan menanyakannya kepada P. Apalagi P sangat suka mengarahkan pembicaraan tentang S. Dari sini, perlahan kau mulai jatuh cinta pada seseorang tersebut. Lalu kau mau apa?

###

Ketika seorang temanmu (sebut saja A) jatuh cinta dengan seorang temanmu yang lain (sebut saja F), dan pada nyatanya kau yang tahu bahwa si F sedang pedekate dengan temanmu yang lain.
Si A memang tidak menggebu-nggebu dengan si F. Namun A suka menitipkan salam padamu untuk si F, menanyakan apakah si F sudah punya pacar atau belum. Oke, ini wajar. Namun, apa yang akan kau lakukan?

Sunday 12 February 2012

Bosan.

Aku bosan dengan semua ini. Semua. Nyaris semua.
Semuanya terlalu sama. Semaunya sendiri menyamakan dirinya.

Bawa aku kemanapun, siapapun.
Ajak aku bercakap.
Ajak aku menggarisi jejak.
Ajak aku meminum seteguk arak.
Ajak aku mengunyah kalimat malam.
Ajak aku memanen bintang-bintang kota.
Ajak aku berkenalan dengan anak-anak air.
Ajak aku berpesta degan lilin-lilin tak berdalang.
Ajak aku menari dengan warna-warna lain pelangi.
Ajak aku belajar untuk bosan saja dengan langit dan kau.

Ajak ragaku. Ajak nyawaku. Beserta segala ledakan yang tersimpan.
Aku butuh kejutan.
Aku butuh kau.

Tuesday 7 February 2012

Joko Pinurbo

Semburat berkas sore hilang dalam malam kelam. Satu sergapan sederhana mengarungi lajur-lajur sulaman benang
Napasmu hilang pada lelaguan elegi saat nada-nada nyinyir!
Bagaimana angin bisa melagu ketika jati dirinya kau ambil, kau letakkan pada dunia-dunia.
Yang harus menjadi tersangka adalah ibumu! Salah sendiri mau melahirkan anak yg bikin saya jatuh (cinta).
Hanya satu desah napas yang tidak menginginkamu. Dan nyatanya napas terbagi ke penjuru ujung dunia, berhembus, menaungiku sendiri.
Dibaca terpisah. Tidak dirangkai dalam satu utusan puisi. Dikutip dari twitter @rahamnita. Inspirasi : @jokopinurbo

***

Jatuh cinta dengan (bahasa) bapak ini dalam puisi-puisinya yang menyeretku dalam ritme ritme kehidupan lain, dan mengajarkanku bahwa keindahan tidak harus melewati sebuah proses kerumitan. Keindahan adalah sederhana saja. Seperti setelah membaca satu kalimat milik Joko Pinurbo, dan akhirnya aku bisa melalui ujian pemilihan kata, merangkainya dalam balutan kesederhanaan.
Bagaimana aku tidak bisa mencintai (bahasa) Joko Pinurbo, ketika satu saja hurufnya sudah mengajarkanku untuk mengalir dan menerka. Bagaimana aku tidak mengaguminya, ketika setiap hari yang teracak, aku bisa menikmati setiap katanya. Dan ini memang tentang cinta pada pandangan pertama.
Inspirasi adalah ini. Satu detik saja aku menikmati, kemudian jutaan kata tak berijin mengalir pada ujung-ujung jemari, melagukan irama elok yang mendendangkan keajaiban-keajaiban milikku sendiri. Bagaimana kalau dengan dua detik? Tiga detik? Empat? Atau seterusnya? Bisa jadi aku adalah tersangka utama pengedaran kata-kata tak berijin. Aku tidak takut, aku berani.
Kawan, sungguh, kuberikan kau kejujuran mengenai rasa terimakasih yang luar biasa ketika semangat-semangat berhamburan menyapa mataku. Itu membuatku bangkit. Namun, yang lebih membuatku lebih bersemangat untuk berjalan, melangkah, menapaki bebatuan terjal dan segalanya tentang langkah setelah bangkit, adalah ini.
Jadi, tidak usah kau jadikan sebuah permasalahan yang luar biasa ketika kau tidak hadir dalam setiap acaraku untuk melangkah dan berjalan. Berikan aku satu hingga tiga karya Joko Pinurbo, copy-pastekan dalam pesan yang akan kau kirimkan ke depan mataku, maka aku akan bersedia berdansa dengan caraku, atau menggambar sudut-sudut rumit.
Joko pinurbo diperkenalkan olehku sekitar delapan bulan yang lalu oleh salah satu kawan. Dalam tweetnya, ia berkata bahwa kalimat-kalimat yang tertata dalam tweetku adalah mirip-mirip dengan model kata-kata Joko Pinurbo. Bukan COPAS, yang jelas. Maksudnya, ia menyamakan kata-kataku dengan kata-kata milik Joko Pinurbo. Ini berlebihan. Sekali. Rasa penasaran datang dan sayangnya aku melarikan diri untuk mencari siapa itu Joko Pinurbo.
Tak Perlu datang ke dukun ternama, cukup mengetiknya di sebuah-kau-tahu-sendiri-apa-namanya. Dan baris pertama mengantarkanku kedalam sebuah ruang yang luar biasa. Blog milik Joko Pinurbo. http://jokopinurbo.blogspot.com. Aku merasakan hentakan luar biasa dan berkesinambungan dengan syaraf-syaraf berharga. Aku baru berkenalan dengannya hari itu, namun aku bisa memujinya hebat! Perkataannya tidak sekedar rangkaian huruf. Puisi-puisinya tidak sekedar bait-bait yang terpisahkan baris. Kuputuskan secara dadakan tanpa persetujuan bapak ibuku, aku mengaguminya.
Hingga Djenar Maesa Ayu atau Dee, aku lupa, dalam tweetnya ia berkicau, bahwa Joko Pinurbo memiliki twitter. Tanpa kuberitahukan padamu, kau tahu apa yang aku lakukan saat itu, kan? Ya, kupersilahkan menebaknya.
Malam demi malam memang tidak kulalui di persimpangan jalan yang sama. Ada sebuah tagihan ketika aku tidak menikmati sepenggal ocehan berharga milik Joko Pinurbo. Dan, malam-malam terdekat sebelum ini mengarahkanku dalam halaman ini. Berceloteh seperti ini.
Seharian tadi aku kehilangan mood. Belum kulaporkan ke kantor polisi, karena belum 1 x 24 jam kehilangan. Namun kulaporkan pada ingatan-ingatan. Ujung-ujung jemari menjalankannya. Dan ya, kubuka tweetnya, kuarahkan kepada sebuah link yang tertera di timeline kalimat milik Joko Pinurbo, kubuka semua kancingnya, kemudian mood kembali ke pangkuan ibu ibu pertiwi.
Semakin kesini aku menjadi semakin tahu. Pengaruh luar biasa terhadapku adalah (bahasa) Joko Pinurbo. Keberanian(ku) bisa diambil dari bahasa-bahasa Djenar Maesa Ayu dan Andrei Aksana. Alur dan kenikmatan inti cerita bisa diambil dari Dee. Kata-kata diambil dari memperdengarkan alam bersuara, dan bertukar pikiran dengan angan milikku sendiri. Dan cinta adalah bisa diambil dari getah-getah sari darimu. Pengharapan tak pernah mati. Harusnya memang begitu.

**
Ditulis ketika baru saja membuka ini. Menginginkannya dalam setiap nada jantung.