Friday 4 July 2014

Penyebab Hari Ini

Kita tidak pernah memilih : peristiwa mana yang harus kita ingat secara cermat, kesalahan-kesalahan yang harusnya jadi pelajaran, orang-orang yang akan sering kita temui, atau apa saja yang semesta inginkan terjadi kepada kita secara tidak sadar.

Tuhan itu satu. Maka kita ini banyak macamnya. Meski tidak mirip secara mutlak, setidaknya, tak hanya aku saja atau kalian saja yang memiliki masa lalu yang sama. Misalnya : menjadi korban bully.

Tuhan menciptakan makhluknya dengan berbagai pola yang sama, dan diletakkan pada pribadi-pribadi yang berbeda secara acak. Ini sebabnya kita akan bertemu dengan berbagai orang yang heterogen, namun beberapa diantaranya memiliki beberapa kesamaan. Entah dua diantaranya, tiga, atau bahkan semuanya.

Bermain dengan karakter adalah suatu hal yang menarik bagi saya. Dalam menulis, saya suka membuat satu karakter baru yang kuat. Dalam berteater, saya suka membedah karakter tokoh-tokoh yang ada dalam naskah. Ini menyebabkan saya suka bertemu dengan orang-orang yang heterogen. Entah hanya untuk observasi, atau hanya berkenalan saja. Yang nantinya akan menjadi bahan karakter baru dalam cerita-cerita saya.

Berkenalan dengan satu karakter itu tidak mudah. Amat tidak mudah.

Misalnya, ketika kita bertemu dengan orang yang selalu melipat tangannya di depan dada tersenyum sekenanya dan obrolan yang pedas ketika ia berkenalan dengan orang yang baru. Kita boleh berpikir macam-macam tentang dia. Negatif atau positif. Tapi dari situ membuat saya bertanya : apa sebab yang membuatnya bersikat seperti itu?

Dalam naskah teater justru lebih mudah. Dicari saja dialog atau bahasa tubuh lainnya yang diberikan oleh penulis dalam naskahnya. Tapi dalam realitas?

Saya yakin, masing-masing dari kita pasti pernah bertemu dengan manusia lainnya dengan karakter yang tidak biasa. Hadapilah, tak perlu mencela, tak perlu dibuat bahan tertawaan dibelakangnya. Dia lebih berani menjadi dirinya sendiri dengan masa lalu yang barangkali kita tak bisa hadapi. Atau malah, masa lalumu akan terkesan biasa saja di matanya.

Karena saya pernah mengalaminya. Saya tahu bagaimana rasanya. Lalu saya pernah mengalami krisis karakter. Untungnya, saya tidak bisa menjadi orang yang bukan saya. Ini membuat saya paham kalau  sifat seseorang atau sikap yang ia lakukan hari ini adalah akibat dari kejadian-kejadian yang menimpanya secara berkala di masa lalu, dan apa saja yang kita terima secara tidak sadar pada hari ini secara terus-menerus akan menjadi sebab bagaimana sikap dan sifat kita nantinya.

Kita tidak pernah memilih : peristiwa mana yang harus kita ingat secara cermat, kesalahan-kesalahan yang harusnya jadi pelajaran, orang-orang yang akan sering kita temui, atau apa saja yang semesta inginkan terjadi kepada kita secara tidak sadar.


Karena Tuhan memiliki pola-Nya.

No comments:

Post a Comment