Thursday 24 January 2013

Wayang Orang

Pernah dengar kesenian yang satu itu? Aku yakin kalian pasti pernah mendengarnya lewat pelajaran yang dienyam ketika duduk di bangku sekolah. Hanya pernah, tapi tidak sedikit diantara kita mengerti seutuhnya, kan? Sama, aku juga. Dulu, ketika diterangkan di kelas mengenai kesenian, kerjaanku hanya manggut-manggut, nanti kalau ujian tinggal menghapal. Nggak ada secuil ketertarikan terhadap seni.

Beda dengan ketertarikanku terhadap pelajaran yang banyak dibenci teman-teman : Matematika. Yang sekarang aku menempuh kuliah dengan jurusan ini. Dan, entah kenapa, semenjak duduk di bangku kuliah, aku semakin tertarik untuk mendalami seni. Apalagi, aku ikut UKM Teater yang adalah salah satu UKM seni di ITS. 

Sejak saat itu, lambat laun sesuatu yang tidak kasat mata membuatku jatuh cinta kepada kesenian nusantara. Ada sebuah keterkaitan di dalamnya. Tapi entah apa. Hanya merasa terpanggil untuk mempelajari atau melestarikannya. Malah, ada salah satu temanku yang heran kenapa aku nggak masuk sekolah kesenian seperti STKW, IKJ, atau ISI. Nah, dari situ, salah satu cita-citaku adalah menjadi seniman. Insane.

Kenapa jadi membahas ketertarikan ku sama seni ya?

Wayang wong. Atau dalam bahasa indonesia adalah wayang orang. Yang aku tahu sih, wayang orang itu seperti wayang kulit, tapi yang main adalah orang. Kalau masih belum mengerti, silakan klik Wayang Orang versi Om Wiki.

Beberapa bulan yang lalu, ketika survey untuk salah satu acara, aku datang di tempat yang biasanya mementaskan wayang orang. THR. Belakang Hi-tech mall. Dan apa? Sooooo oldskooooool. Aku tak bisa untuk tidak jatuh cinta. Dan Alhamdilillah, hari minggu kemarin (20/1), aku dan teman-teman teater Tiyang Alit diberi kesempatan untuk melihat pementasan yang keren ini.

 *ini sorenya, sebelum pementasan.

*dari dalam. panggung pementasan | tulisan di atas ketika akan keluar dari gedung pertujukan

Malamnya, sekitar pukul 8, aku dan teman-teman berangkat dari markas menuju THR. Sampai sana, disambut oleh sebuah tarian di dalam gedung sebelum pementasannya dimulai. Sayangnya, aku nggak tau itu tari apa :(

*penarinya. Sayang udah ibu-ibu bukan anak muda yang harusnya melestarikannya :(


You know whaaaat?? Mereka masih memakai OHP. Oldskooooool ♥♥♥♥♥

*The Cast :33 ♥♥♥


♥ ♥ ♥


Aku sih nggak tahu detil bagaimana ceritanya. Kata temenku yang tahu banget tentang pewayangan, ini ceritanya tentang Gatot Kaca yang ditatto. Dalam bahasa indonesia, Rajah artinya Tatto. Tapi sama saja, alur ceritanya aku nggak ngerti. Karena dalam dialognya pakai bahasa jawa yang aku nggak ngerti. Ngertinya cuma dikit sih, kalau mereka lagi ngomong bahasa jawa yang kromo. Tapi, meski bagitu, ini bikin rasa penasaran dan cintaku terhadap kesenian Indonesia bertambah 


Ini adalah layar ketika pementasan selesai. Harus kuakui, mereka benar-benar keren. Yang bikin aku terkesima adalah lighting ketika habis. Keren abis. Sayangnya, nggak ketangkap kamera :( Jangankan ketangkap kamera. Oleh ingatanku saja tidak. Otakku baru memerintahkan kepada mataku untuk merekamnya dalam ingatan setalah aku baru saja sadar kalau lightingnya keren banget. Bisa kebayang nggak cepatnya kayak gimana? Hanya beberapa detik, dan aku sedang lemot karena terkesima. Hahaha.


Kurang lebih seperti diatas. Ada warna lampu warna-warni yang seolah-olah disorot dari belakang badan mereka, sehingga memancarkan cahaya yang indah. Yah, seperti itu lah. Kalau penasaran, silakan lihat sendiri di gedung Taman Hiburan Rakyat (THR) yang letaknya di belakang Hi-tech mall. Gratis kok. Recomended banget untuk kalian yang lagi bokek tapi ingin lihat sesuatu yang berkualitas. XXI lewat.

Memang sih HTMnya tidak selalu gratis. Kadang, mereka menarik biaya. Nggak sampai menguras dompet kok. Cukup 5ribu rupiah saja. Atau malah bisa kurang dari itu. Murah, kan? Selain murah dan gratis, kalian juga bisa beli rokok di luar gedung pementasan yang dibungkus dengan kertas yang bisa ditulisi untuk request tembang jawa kepada mereka ketika sedang 'adegan santai' dan tembang yang kalian minta bisa langsung dinyanyikan! 

Ajak temanmu yang belum mengerti apa-apa tentang kesenian Wayang Wong ini, dan buatlah mereka jatuh cinta. Ajak pacar atau gebetan sebagai kencan yang paling romantis, murah dan mendukung kesenian lokal. Eits, di dalam nggak boleh macem-macem lho yaaa. Kalau aku sih, akan ngajak Yang Kung, dan mendengarkan beliau nembang dan keplok-keplok di sampingku. Sayangnya, Yang Kung nggak disini :( 

Usulku sih, sebelum masuk ke gedung, coba beli camilan asik seperti kacang rebus untuk menemani kalian. Dijamin, kalian akan mendapatkan malam yang berkualitas :3 

Apresiasi kita terhadap kesenian tradisional seperti ini adalah honor paling mahal buat mereka lho. Mereka seneng banget kalau yang nonton adalah anak muda. Dan, kalau kita hanya bisa mengapresiasi mereka, tidak bisa berpartisipasi untuk tampil menjadi salah satu tokoh dalam wayang orang, itu tidak mengapa. Toh apresiasi kecil dari kita adalah sebuah semangat yang luar biasa untuk mereka. Juga akan berpengaruh besar untuk Indonesia :))

Yuk, lihat ini. Bintang tamunya Topan. Baru saja sadar kalau Topan ini adalah salah satu seniman favoritku, biasanya berpasangan dengan Alm. Leysus yang dulu main di Ketoprak Humor, dulu tayang di RCTI setiap Sabtu jam 9 atau jam 10 malam. Nggak pernah terlewat.


So you guys, mari lestarikan kesenian daerah yang nggak kalah keren ini. Kalau bukan kita, siapa lagi? :)

ps : Postingna ini bikin saya kangen sama Yang Kung :(

No comments:

Post a Comment