Banyak yang bilang, bahwa pekerjaan yang paling menyenangkan
di dunia ini adalah hobi yang dibayar. Bagaimana tidak, hobi adalah pekerjaan
yang dilakukan ketika waktu luang. Bagaimana mungkin seseorang mengorbankan waktunya
untuk sebuah pekerjaan yang sebetulnya tidak membuatnya kaya?
Begitulah sebuah hobi bekerja. Ia mampu menghabiskan waktu
luang, dan membuat lupa para pelaku hobi pada kewajiban yang sebenarnya. Namun
ia juga mampu dengan sederhananya membuat si pelaku bahagia atas pengorbanan
waktunya.
Selama satu setengah tahun belakangan, aku memulai sebuah
usaha pembuatan notebook. Bisa dibilang ini hobi yang dibayar. Aku suka membuat
benda-benda yang digarap oleh tanganku. Apalagi membuat notebook. Dari kecil,
ibu mengajariku mengolah sisa-sisa lembar buku yang tak terpakai untuk
dijadikan kertas buram atau malah dijadikan buku kembali!
Memulai sebuah usaha tidaklah mudah. Mulai dari janji-janji
yang tak pasti dari customer, tanya-tanya yang berujung pada pembatalan
pesanan, pelunasan buku yang sampai sekarang belum dibayar padahal buku sudah sampai
ke tangan customer 11 bulan yang lalu, sampai membuat pesanan yang rumit tapi
hanya dibayar oleh harga bahan.
Dua kejadian terakhir di atas kualami ketika customerku
adalah seorang teman lama yang sekarang sudah jarang bertatap muka. Kampus saja
tidak sama. Alhasil, mau tidak mau aku harus mengikhlaskannya. Dan dari
kejadian itu aku jadi lebih menghargai kalimat “Teman ya teman. Bisnis ya
bisnis”.
Hari ini aku mengerjakan pesanan temanku yang tak kalah
rumit daripada temanku yang lainnya. Temanku ini, sudah cerewet, mintanya
banyak, rumit, deskripsinya gak bisa diterima akal sehat, minta cepetan, bahannya
sulit dicari, dll. Tapi karena aku temannya, kadang aku sedikit mengeluarkan
emosiku karena deskripsi detilnya mustahil untuk aku kerjakan.
Dia sering mengingatkanku bahwa pembeli adalah raja. Iya aku
tahu. Dia ini sudah dibilang kalau salah satu detil pesanannya tidak bisa
dibuat oleh tangan kosong, tapi masih saja merengek ingin dibuatkan seperti
itu. Bagaimana aku tidak sebal?
Huh.
Tapi satu hal yang membuatku ingin lekas menyelesaikannya.
Dia adalah salah satu penganut paham “Teman ya teman. Bisnis ya bisnis.”
Selama kurang lebih seminggu pesanannya tidak kukerjakan
karena selain permintaannya yang sebanyak pasir di rumahku dan desainnya sulit,
aku tidak memiliki uang sama sekali untuk membeli bahan yang dibutuhkan. Karena
aku sedang kehabisan salah satu bahan. Ditambah lagi permintaannya yang detil
membuatku harus membeli bahan baru.
Secara terang-terangan aku meminta uang muka kepadanya. Dan
dengan mudahnya ia mengiyakan. Meski transfer tertunda dua hari karena banyak
alasan seperti tidak ada pulsa untuk m-banking, itu tak dijadikan masalah.
Malam ini aku ikhlas mengerjakan pesanan terrumit. Saking
bahagianya, aku sampai membuat bonus untuk dia.
Fani, seorang teman yang sekaligus memiliki usaha scrapbook in
frame pernah berkata padaku kurang lebih seperti ini:
“Kalau ada teman beli lalu nawar dan minta diskon itu bikin
males. Meskipun pesenannya gak rumit. Tapi, kalau ada teman beli tanpa menawar,
meski pesenannya agak rumit itu bikin seneng. Malah, kita kasih diskon dan
bonusan.”
Perkenalkan, saya dari tim kumpulbagi. Saya ingin tau, apakah kiranya anda berencana untuk mengoleksi files menggunakan hosting yang baru?
ReplyDeleteJika ya, silahkan kunjungi website ini www.kumpulbagi.com untuk info selengkapnya.
Oh ya, di sana anda bisa dengan bebas mendowload music, foto-foto, video dalam jumlah dan waktu yang tidak terbatas, setelah registrasi terlebih dahulu. Gratis :)