Beberapa postingan terakhir selalu menyebutkan kalau sudah
lama tidak memposting tulisan di blog ini. Aku tidak menerka rindu pada kalian.
Ah, klise kalau kubilang serentetan kesibukankulah yang membuatku jarang
menulis di blog ini. Bahkan sekadar menulis satu – dua pusi yang kubuat tadi
malam pun tak sempat. Masakan aku harus berkata ‘Aku kehilangan inspirasi’.
Ini bukan Writers
Block. Writers Block terjadi
ketika ia malas. Titik. Aku tidak malas. Aku masih saja menulis sepenggal puisi
pada kertas buram ketika ujian berlangsung, notes kecil dan bolpoin yang kubawa
kemana-mana juga tidak kosong, membuat puisi-puisi kecil pada SMS atau whats
app yang ditujukan oleh beberapa kawan, nge-tweet
atau bikin status facebook dengan penggalan puisiku, dan semacamnya. Atau
mungkin ini cuma sangkalan?
Sebetulnya dari kesibukanku tersebut aku bisa menyediakan
waktu sejam sampai dua jam untuk menulis. Mungkin sekadar duduk di depan
laptop, atau di depan buku tulis dan bolpoin untuk mendapatkan sepotong ide dan
menuliskannya. Ah, aku pun selalu sempatkan itu terjadi. Tapi entah ide-ide itu
yang kutulis kemana larinya. Padahal sudah kubentukkan dalam tulisan.
Aku rindu menulis. Titik. Aku rindu mainan FCT. Aku rindu
membuat fiksi-fiksi kecil yang tercipta ketika sedang suntuk belajar yang (menurut
kawan-kawanku) diksinya luar biasa. Sedikit sombong boleh laaah, karena aku
menemukan pernyataan yang sama ketika fiksi tersebut kubaca kembali setelah
mengendap setahun-dua tahun di arsip pribadi. The power of pengendapan cerita kali ya. Hehe.
Aku juga rindu kalau aku sedang duduk di taman atau kafe,
mendapatkan sekelebat ide kemudian seperti orang kesetanan, lima halaman A5
penuh dengan coretan tangan. Aku juga rindu mengirimkan satu halaman SMS berupa
puisi sederhana yang kusebarkan secara random kepada kawan-kawanku ketika SMA. Aku malah tak kepalang rindunya kepada
penghabisan waktu semalam suntuk untuk menyelesaikan deadline yang kubuat sendiri.
Lalu kemana mereka sekarang? Kemana rindu-rindu itu? Apa aku
sedang kehilangan inspirasi? Apakah aku perlu jatuh cinta lagi?
jun, apa yang dimaksud dengan "flash fiction"?
ReplyDeleteflash fiction dalam bahasa indonesia berartikan fiksi yang cepat. maksudnya itu fiksi yang sekelebat mbak. jadi ya seperti cerpen, tapi nggak sampai panjang sampai 4-5 halaman. mungkin setengah halaman A4 sudah cukup mampu menerangkan. biasanya di ending ceritanya selalu antiklimaks yang tidak diduga. dalam alurnya, biasanya flash fiction juga dibuat agar pembaca 'tidak sadar' kalau sedang membaca cerita. tahu-tahu sudah ending begitu. hehe ini menurutku.
Deleteaku sering lho bikin flash fiction. banyaaaak banget filenya di laptop. eh, disini juga banyak sih.
oh now I see... ya agree, kadang aku baca flash fiction suka nggak nyadar, ini cerita ta bukan sih?! eh itu uring-uringan ya namanya kikikikikikik
ReplyDelete