Tuesday 19 November 2013

Apa Perlu Jatuh Cinta Lagi?

Beberapa postingan terakhir selalu menyebutkan kalau sudah lama tidak memposting tulisan di blog ini. Aku tidak menerka rindu pada kalian. Ah, klise kalau kubilang serentetan kesibukankulah yang membuatku jarang menulis di blog ini. Bahkan sekadar menulis satu – dua pusi yang kubuat tadi malam pun tak sempat. Masakan aku harus berkata ‘Aku kehilangan inspirasi’.

Ini bukan Writers Block. Writers Block terjadi ketika ia malas. Titik. Aku tidak malas. Aku masih saja menulis sepenggal puisi pada kertas buram ketika ujian berlangsung, notes kecil dan bolpoin yang kubawa kemana-mana juga tidak kosong, membuat puisi-puisi kecil pada SMS atau whats app yang ditujukan oleh beberapa kawan, nge-tweet atau bikin status facebook dengan penggalan puisiku, dan semacamnya. Atau mungkin ini cuma sangkalan?

Sebetulnya dari kesibukanku tersebut aku bisa menyediakan waktu sejam sampai dua jam untuk menulis. Mungkin sekadar duduk di depan laptop, atau di depan buku tulis dan bolpoin untuk mendapatkan sepotong ide dan menuliskannya. Ah, aku pun selalu sempatkan itu terjadi. Tapi entah ide-ide itu yang kutulis kemana larinya. Padahal sudah kubentukkan dalam tulisan.

Aku rindu menulis. Titik. Aku rindu mainan FCT. Aku rindu membuat fiksi-fiksi kecil yang tercipta ketika sedang suntuk belajar yang (menurut kawan-kawanku) diksinya luar biasa. Sedikit sombong boleh laaah, karena aku menemukan pernyataan yang sama ketika fiksi tersebut kubaca kembali setelah mengendap setahun-dua tahun di arsip pribadi. The power of pengendapan cerita kali ya. Hehe.

Aku juga rindu kalau aku sedang duduk di taman atau kafe, mendapatkan sekelebat ide kemudian seperti orang kesetanan, lima halaman A5 penuh dengan coretan tangan. Aku juga rindu mengirimkan satu halaman SMS berupa puisi sederhana yang kusebarkan secara random kepada kawan-kawanku ketika SMA.  Aku malah tak kepalang rindunya kepada penghabisan waktu semalam suntuk untuk menyelesaikan deadline yang kubuat sendiri.


Lalu kemana mereka sekarang? Kemana rindu-rindu itu? Apa aku sedang kehilangan inspirasi? Apakah aku perlu jatuh cinta lagi?

3 comments:

  1. jun, apa yang dimaksud dengan "flash fiction"?

    ReplyDelete
    Replies
    1. flash fiction dalam bahasa indonesia berartikan fiksi yang cepat. maksudnya itu fiksi yang sekelebat mbak. jadi ya seperti cerpen, tapi nggak sampai panjang sampai 4-5 halaman. mungkin setengah halaman A4 sudah cukup mampu menerangkan. biasanya di ending ceritanya selalu antiklimaks yang tidak diduga. dalam alurnya, biasanya flash fiction juga dibuat agar pembaca 'tidak sadar' kalau sedang membaca cerita. tahu-tahu sudah ending begitu. hehe ini menurutku.
      aku sering lho bikin flash fiction. banyaaaak banget filenya di laptop. eh, disini juga banyak sih.

      Delete
  2. oh now I see... ya agree, kadang aku baca flash fiction suka nggak nyadar, ini cerita ta bukan sih?! eh itu uring-uringan ya namanya kikikikikikik

    ReplyDelete