Aren. Begitu yang kudengar dari mulutnya ketika pertemuan
pertama kami di sebuah bukit kecil di belakang gedung besar. Dia lelaki paling
pendiam dan paling menyenangkan yang pernah kutemui. Oh-aku belum pernah
bertemu dan berkenalan dengan lelaki sebelumnya. Pantas saja.
Di atas bukit yang sama, kami sering duduk bersama,
menghabiskan hari dengan cerita-cerita. Cerita-ceritaku. Ia hanya diam,
menggumam, dan menggambar. Selesai pertemuan, ia selalu memberikan kertas
gambarnya kepadaku. Sebagai dokumentasi atas ceritaku, katanya. Agar aku tak
mengulang cerita yang sama pada hari-hari setelahnya.
Tak jarang, kami hanya berdiam. Duduk berdua. Tidak
memikirkan apa-apa. Lalu selesai begitu saja.
Kalau ia tak sedang membawa buku gambarnya, yang ia lakukan
hanya mengamatiku bertingkah dan mengangguk. Tanpa bersuara. Barangkali cuma menggumam.
Tak pernah bertanya bahkan membantah tak setuju.
Aku tak pernah bertemu lelaki seperti dia. Aku memang tak
pernah bertemu dengannya.
-- rahamnita, 2015
No comments:
Post a Comment