Sunday 11 January 2015

Curhatan : Hobi yang Dibayar vs Teman ya Teman

Banyak yang bilang, bahwa pekerjaan yang paling menyenangkan di dunia ini adalah hobi yang dibayar. Bagaimana tidak, hobi adalah pekerjaan yang dilakukan ketika waktu luang. Bagaimana mungkin seseorang mengorbankan waktunya untuk sebuah pekerjaan yang sebetulnya tidak membuatnya kaya?

Begitulah sebuah hobi bekerja. Ia mampu menghabiskan waktu luang, dan membuat lupa para pelaku hobi pada kewajiban yang sebenarnya. Namun ia juga mampu dengan sederhananya membuat si pelaku bahagia atas pengorbanan waktunya.

Selama satu setengah tahun belakangan, aku memulai sebuah usaha pembuatan notebook. Bisa dibilang ini hobi yang dibayar. Aku suka membuat benda-benda yang digarap oleh tanganku. Apalagi membuat notebook. Dari kecil, ibu mengajariku mengolah sisa-sisa lembar buku yang tak terpakai untuk dijadikan kertas buram atau malah dijadikan buku kembali!

Memulai sebuah usaha tidaklah mudah. Mulai dari janji-janji yang tak pasti dari customer, tanya-tanya yang berujung pada pembatalan pesanan, pelunasan buku yang sampai sekarang belum dibayar padahal buku sudah sampai ke tangan customer 11 bulan yang lalu, sampai membuat pesanan yang rumit tapi hanya dibayar oleh harga bahan.

Dua kejadian terakhir di atas kualami ketika customerku adalah seorang teman lama yang sekarang sudah jarang bertatap muka. Kampus saja tidak sama. Alhasil, mau tidak mau aku harus mengikhlaskannya. Dan dari kejadian itu aku jadi lebih menghargai kalimat “Teman ya teman. Bisnis ya bisnis”.

Hari ini aku mengerjakan pesanan temanku yang tak kalah rumit daripada temanku yang lainnya. Temanku ini, sudah cerewet, mintanya banyak, rumit, deskripsinya gak bisa diterima akal sehat, minta cepetan, bahannya sulit dicari, dll. Tapi karena aku temannya, kadang aku sedikit mengeluarkan emosiku karena deskripsi detilnya mustahil untuk aku kerjakan.

Dia sering mengingatkanku bahwa pembeli adalah raja. Iya aku tahu. Dia ini sudah dibilang kalau salah satu detil pesanannya tidak bisa dibuat oleh tangan kosong, tapi masih saja merengek ingin dibuatkan seperti itu. Bagaimana aku tidak sebal?

Huh.

Tapi satu hal yang membuatku ingin lekas menyelesaikannya. Dia adalah salah satu penganut paham “Teman ya teman. Bisnis ya bisnis.”

Selama kurang lebih seminggu pesanannya tidak kukerjakan karena selain permintaannya yang sebanyak pasir di rumahku dan desainnya sulit, aku tidak memiliki uang sama sekali untuk membeli bahan yang dibutuhkan. Karena aku sedang kehabisan salah satu bahan. Ditambah lagi permintaannya yang detil membuatku harus membeli bahan baru.

Secara terang-terangan aku meminta uang muka kepadanya. Dan dengan mudahnya ia mengiyakan. Meski transfer tertunda dua hari karena banyak alasan seperti tidak ada pulsa untuk m-banking, itu tak dijadikan masalah.

Malam ini aku ikhlas mengerjakan pesanan terrumit. Saking bahagianya, aku sampai membuat bonus untuk dia.

Fani, seorang teman yang sekaligus memiliki usaha scrapbook in frame pernah berkata padaku kurang lebih seperti ini:


“Kalau ada teman beli lalu nawar dan minta diskon itu bikin males. Meskipun pesenannya gak rumit. Tapi, kalau ada teman beli tanpa menawar, meski pesenannya agak rumit itu bikin seneng. Malah, kita kasih diskon dan bonusan.”

Thursday 8 January 2015

Tutorial : Gulungan Tali

Halloooooo. Postingan pertama di tahun 2015. Yihaa. Hahaha. Kalau tahun baru, semuanya serba pertama. Meski aku tidak begitu suka dengan segala hal yang berhubungan dengan tahun baru karena pada dasarnya aku tidak suka dengan perayaan, tapi dalam postingan kali ini aku sangat exciteeeed!!! HARAKAHUMBAAA!!!

Jadi, karena 80% barang yang ada di dalam tasku adalah buatan tanganku, dan aku memang suka dengan segala hal yang berhubungan dengan kerajinan tangan, aku menantang diriku untuk memosting tutorial olahan tanganku. Rasanya ada yang kurang saja. Aku suka membuat kerajinan tangan dan aku suka menulis, sayangnya aku belum pernah membagikan ilmu.

Sudah lama sebetulnya ingin membagi satu demi satu kepada kalian tentang bagaimana cara membuat sebuah benda olahan kerajinan tangan. Tapi kendalanya ada pada kamera. Kadang, ketika mendapat pinjaman kamera untuk keperluan foto produk qsnotebooks, aku sedang tidak dalam proyek membuat suatu benda. Atau sebaliknya, ketika aku sedang dalam proyek, aku tidak mendapat kamera pinjaman.

Untungnya, tadi siang aku mendapat kamera pinjaman. Dan karena kebetulan aku sedang ada kerjaan yang kutunda-tunda karena malas. Hehe. Jadi, ini dia tutorialnya.

Alat dan Bahan

(searah jarum jam) Karton 2mm ukuran 10 x 10 cm, Lem putih PVC (Lem Rajawali), Karet, benang, tali, pita, atau apa saja yang gulungannya sudah tiada, dan Dalaman (karton) Double Tape atau lakban bekas. 

Langkah-langkah

Siapkan karton bekas double tape atau lakban dan lem PVC. Oleskan lem PVC ke salah satu sisi karton bekas double tape.

Gambar di atas adalah karton bekas double tape yang telah diolesi lem PVC. Siapkan karton.

Tempelkan sisi yang telah di lem ke karton.


Tips : agar kuat, olesi lem pada sudut yang terbentuk dari karton bekas double tape dan karton 2mm

Ulangi mengolesi pada sisi karton bekas double tape yang lainnya.

Tempelkan karton ke sisi yang telah diolesi lem.

Tekan

 
Tips : agar melekat, tindih dengan pemberat, tunggu hingga kering.


 SELAMAT MENGGULUNG!!!


TARAAAA!!

Dan karet gulungan yang tadinya ruwet telah terbawa sampai ufuk, ufuk timur terjauh (The Trees and The Wild - Empati Tamako). Selamat Mencoba! Semoga diberi kesabaran dalam menggulung benang, atau karet atau apapun yang memiliki sifat mbulet. Maafkan jika postingan ini terlihat amatir. Apalagi aku belum pernah membaca/menulis tutorial seperti ini. Ditambah lagi, ketika menulis tutorial ini, aku harus mengumpat perintah 'tiriskan'.

Sekali lagi, Selamat Mencoba!